Pernahkan anda memperhatikan dan menyadari senyum yang terbentuk pada wajah anda? Sebuah lengkung yang indah pada wajah, dan bagaimanakah menurut anda senyum yang anda munculkan itu? Respon apa yang anda dapat dari sekitar ketika anda tersenyum pada mereka?

 

Bukankah menyenangkan bila ketika anda tersenyum pada seseorang dan mereka tersenyum kembali. Meskipun, tidak semua orang tersenyum kembali. 

 

Kali ini mari melihat manfaat senyum dalam kehidupan rumah tangga. Senyum adalah sesuatu yang sederhana tapi terkadang kita tidak sadar bahwa yang sederhana itu memberikan efek yang luar biasa, beberapa hal berikut dapat kita lihat bersama.

Dalam hubungan rumah tangga senyum itu sangat penting sekali karena bisa menyemangati pasangan. Ketika akan berangkat kerja dan melihat pasangan anda dari pagi sudah memperlihatkan senyum yang indah maka ekspresi wajah positif tersebut mampu menyegarkan suasana hati. Berangkat bekerja dengan suasana hati yang baik akan menjadi “amunisi” terbaik untuk beraktifitas seharian. Begitupun saat pulang, setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang menyita banyak energi dan pikiran maka ketika melihat senyum indah sang buah hati menyambut kedatangan anda serasa menguap lelah seharian bekerja.

Selain itu orang yang murah senyum punya kehidupan rumah tangga yang lebih sukses. Sebuah studi pada 2001 yang dilakukan Keltner dan Harker mengevaluasi foto buku tahunan dan menemukan para perempuan yang punya senyum lebih menonjol lebih puas dengan pernikahan mereka di usia 52 tahun.

Studi serupa dirilis 2009 yang menemukan hubungan antara senyum di foto, dan angka perceraian. Semakin menonjol senyuman, kecil kemungkinan bercerai di kemudian hari. Sebaliknya, mereka yang senyumnya kecil atau bahkan tidak tersenyum, lima kali lipat kemungkinan bercerai. Jadi Apa hubungannya dengan pernikahan? Orang yang murah tersenyum cenderung lebih optimis, gembira dan secara emosionil stabil, itu cocok untuk hubungan pasangan yang sehat.

Nah, bagaimana dengan anda?

 

Mari berikan senyum terbaik kita pada keluarga J J

Oleh : Yulidar Maesaroh, S.Psi, Psi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.